Selasa, 26 Mei 2015

Analisa Account Instagram @annisayudhoyono


Pada kesempatan kali ini saya memilih untuk menganalisa account instagram dari Annisa Larasati Pohan, SE, MM. Atau yang lebih kita kenal dengan Annisa Pohan. Beliau lahir di Boston, 20 November 1981 umur 33 tahun. Annisa adalah seorang model Indonesia. Ia pernah menjuarai ajang pemilihan Gadis Shampo 2001. Sebelumnya, ia menjadi finalis GADIS Sampul tahun 1997. Annisa Larasati Pohan adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya perempuan, dengan ayah Aulia Pohan berasal dari Sumatera Utara dan ibu Mulyaningsih dari Jawa Timur. Ayahnya Aulia Pohan adalah mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Lahir di Boston, Amerika Serikat dan kemudian mengikuti sang ayah yang bertugas ke Tokyo, Jepang selama beberapa tahun. Selanjutnya tinggal di Jakarta dari SD sampai lulus dari SMU 70 Bulungan. Meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Saat ini Annisa sedang menempuh pendidikan Master di Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Saya menganalisa account instagram beliau dari "Be Tags: Transparent, Authentic, Genuine, Sincere."
  • Transparent memiliki arti yaitu jelas. Tampak dari instagram beliau dari foto yang di post. Bahwa Annisa sudah memiliki pendamping hidup Agus Harimutri Yudhoyono seorang perwira TNI AD yang juga putra pertama dari presiden RI ke-6 SBY menikah pada awal juli 2005. Tiga tahun kemudian Agus dan Annisa dikaruniai seorang putri yang bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono yang lahir tepat di hari kemerdekaan 17 Agustus tahun 2008. Annisa menuliskan di bio instagram bahwa beliau pendiri Yayasan Tunggadewi, yaitu yayasan yang peduli terhadap wanita dan anak-anak. Yayasan Tunggadewi didirikan pada tahun 2009 ( www.tunggadewifoundation.org ) dan telah berhasil mengembangkan pusat-pusat belajar informal gratis untuk anak-anak dan Ibu mereka, diantaranya Rumah Pintar dan Jendela Dunia. Selain itu, dia adalah Brand Ambassador dari Alleira Batik (@alleira_batik). 
  • Authentic adalah ciri khas. Saya menyukai isi dari instagram @annisayudhoyono karena ia memiliki ciri khas tersendiri sehingga saya tertarik untuk mengikuti semua post foto beliau. Annisa memiliki ciri khas selalu mengabadikan moment-moment yang berharga seperti ia berliburan dengan sang suami dan buah hati tidak hanya itu dia juga mengabadikan foto dengan teman-temannya.Dan kata-kata bijak setiap minggunya yang memberi dampak positif terhadap followers instagram beliau sebanyak 732.000 followers. Dan ada satu foto yang membuat saya kagum kepada keluarga kecil tersebut, saat ia dan keluarga menggunakan pakaian nasional yang menjadi ciri khas negara masing-masing dalam acara Parade of Nations yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi. Suami beliau @agusyudhoyono memakai pakaian tradisional dari Yogyakarta. Almira memakai kebaya dan kain ulos serta ikat kepala dari Batak Toba, Sumatera Utara. Annisa memakai kebaya, songket Batak, berdandan khas Batak Mandailing, Sumatera Utara lengkap dengan Bulangnya.
  • Genuine adalah apa yang dia share asli atau tidak. Sudah jelas asli karena didalam post instagram beliau ada cuplikan "selamat ulang tahun" melalui video yang ditujukan untuk Adik Ipar beliau Aliya Rajasa. Jadi account instagram ini tidak fake atau palsu.
  • Sincere adalah tulus. Nampak dari post instagram yang ia post pada dua minggu yang lalu. Beliau membuat kata-kata yang dikarang oleh diri dia sendiri yaitu "Ibu adalah kunci sukses sebuah bangsa." Beliau membuat kata-kata tersebut tepat di Hari Ibu Sedunia. Ia menuliskan "Happy International Mother's Day to All Mothers Around The World."


Selasa, 12 Mei 2015

Agen Perubahan Ir. Djarwo Surjanto, Dipl. HE. Si : Bangun Grup Militan




Agen perubahan atau agent of change adalah individu atau kelompok individu yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan atau mempercepat perubahan sosial, budaya, atau perilaku. Didalam blog ini, menurut diri saya pribadi agen perubahan yang saya panuti adalah paman saya sendiri yang menjabat sebagai Direktur Utama Pelindo III yaitu Ir. Djarwo Surjanto, Dipl. HE. Si.

Beliau merupakan Alumni Teknik Sipil ITB lulusan tahun 1977 serta Pascasarjana (S2) jurusan Hydraulic Engineering dari IHE-Delft, Belanda (1980) ini memiliki perjalanan karir yang cemerlang. Merintis karir dari bawah, pada usia 29 tahun, lelaki kelahiran Bandung 12 November 1952 ini sudah dipercaya menjadi kepala Divisi Teknik dengan 80 orang staff dan 50 orang crew kapal. Sebuah pencapaian yang sangat cepat, jarang orang bisa mencapainya dalam lingkup kerjanya saat itu. Karena prestasi kinerja dan semangatnya yang selalu ingin mengerjakan lebih baik dari orang lain pula, kemudian beliau diberi kepercayaan untuk ditempatkan berbagai posisi penting di Pelindo diantaranya:
1. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pelindo IV
2. Direktur Teknik Pelindo III (1995-2002)
3. Direktur Utama Pelindo IV (2002-2009)
4. Direktur Utama Pelindo III sejak tahun 2009 hingga saat ini
5. Komisaris Utama PT Terminal Petikemas Surabaya (anak perusahaan Pelindo III)

Kepada saya, beliau berbagi kisahnya memimpin BUMN pelabuhan yang berbasis di Surabaya ini. Berikut petikannya:
Bisa dijelaskan proyek apa saja yang tengah dikerjakan?
Ada Terminal Multipurpose Teluk Lamong. Saat ini Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sudah kekurangan fasilitas, terutama peti kemas dan angkutan pelayaran kapal curah kering dan cair. Maka kami bangun Teluk Lamong. Pada tahap pertama kami bangun dermaga 1.000 meter, lalu reklamasi pulau di tengah laut seluas 20 hektare. Pulau ini jauhnya 4 km dari daratan. Seluruh tahapan mencapai 380 hektare, dermaga 2.500 m2. Kalau jadi semua, hasilnya sama atau lebih besar dari Pelabuhan Perak Surabaya sekarang. Target luas 380 hektare dan dermaga 2.500 m2 itu tuntas 2018-2020. Kalau tahap pertama yang 20 hektare itu April 2014 sudah operasi, tapi pembangunan jalan terus sampai 380 hektare. Proyek ini untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi yang ada saat ini. Pertumbuhan ekonomi Jatim paling tinggi jadi demand-nya tinggi sekali. Ada lagi proyek terminal baru di Manyar, Gresik. Ini lebih besar lagi skalanya. Proyek ini terdiri dari kawasan pelabuhan 400 hektare, lalu kawasan industri 2.500 hektare, dan residensial 500 hektare. Proyek ini dikerjakan bersama dengan mitra strategis.
Sebenarnya apa ‘mimpi’ dalam proyek-proyek ini?
Ini akan mengefisienkan logistik karena pelabuhan lokasinya nanti berjejer dengan kawasan industri. Nggak seperti sekarang, misalnya kawasan industri Karawang lalu pelabuhannya ada di Tanjung Priok.
Apa kunci mendapatkan dukungan mitra strategis?
Pertama, saya terbuka. Kedua, kesetaraan. Jadi nggak ingin menang sendiri. Artinya begini, saya bilang, “Anda beruntung partner-an dengan kami, BUMN, ‘punya fasilitas’ juga, ayo kita duduk sama-sama agar bisnis menguntungkan demi Merah Putih.” Seperti proyek di Manyar. Bulan lalu diberitakan Indonesia kekurangan kawasan industri. Kami beri solusi bukan lagi 200 hektare-300 hektare tapi ini 2.500 hektare.
Ada tugas yang belum tuntas?
Saya sudah tahun keempat. Pekerjaan rumah saya agar 1 tahun ini, hal-hal prinsip bisa selesai. Hal prinsip maksudnya perizinan proyek sudah harus selesai, perencanaan semua selesai. Kemudian basic-nya seperti infrastruktur, jalan, dan listrik. Jadi direksi lain, tinggal mengembangkan. Proyek Lamong, saya harapkan selesai, dilanjutkan tahap kedua. Adapun Manyar saya harapkan jalan masuk selesai, lalu perkavlingannya selesai sehingga pertengahan 2014 industri yang mau memakai sudah bisa membangun.
Bagaimana perjalanan Anda sampai ke puncak karier?
By education. Saya sarjana teknik sipil. Saya masuk Dephub sebagai insinyur sipil sehingga mulai dari pekerjaan teknis, bikin desain dermaga, evaluasi desain dermaga, bikin desain gudang, jalan, mulai dari situ lalu pelan-pelan naik naik jadi kepala divisi teknis. Setelah itu nyerempet ke bidang lain waktu menjadi kepala bagian perencanaan dan pengembangan pelabuhan. Pada posisi itu saya bukan bicara perencanaan teknis lagi tapi perencanaan bisnis. Saya mulai belajar bisnis pelabuhan, bagaimana agar bagus, profitable. Bagaimana supaya pelanggan puas, jadi tidak semata-mata teknis. Saya di Jakarta cuma 1 tahun di Perhubungan Laut sampai 1977, 1978 saya pindah ke Medan jadi staf BPP Belawan.
Selama perjalanan karier, apa yang paling berkesan?
Saya banyak bertugas di daerah terpencil, mengatasi problem dengan sumber daya tersedia. Suatu saat kami bangun dermaga di Tolitoli pada 1988, bukan Tolitoli seperti sekarang ini. Supaya bisa dirapati kapal Pelni sehingga penumpang bisa langsung turun ke dermaga. Sebelumnya mereka turun pakai sampan ke darat, saat ada ombak, banyak barang jatuh ke laut. Proyek itu dapat pinjaman dari ADB. Standar teknisnya tinggi. Saya harus bangun dermaga dengan karakterisktik beton K-400. Itu nggak gampang. Akhirnya saya dapat formulasi, istilahnya campuran kering supaya kekuatannya maksimal.
Di Pelindo III, perkembangan apa yang sudah dicapai?
Tugas pertama saya di sini membangkitkan semangat teman-teman agar mau fight, bukan asal bekerja. Rasanya sekarang suasananya itu sudah terbentuk, sudah semangat kerja nggak hanya masuk pukul 8 pulang pukul 5 sore. Kalau ke kantor saya di Surabaya, itu pukul 7 malam  masih ada yang kerja. Kedua, untuk apa? Saya sadar pelayanan Pelindo III kepada masyarakat itu jauh dari memuaskan. Contoh, fasilitas masih kekurangan. Nah, ini bagaimana dengan waktu singkat bisa ditutupi, kami bangun fasilitas baru, fasilitas lama kami buat produktivitas meningkat. Alhamdulillah, rasanya ada hasil.
Bagaimana cara membangkitkan semangat?
Kasih contoh. Saya juga harus kerja keras. Harus bersama-sama mereka. Sabtu pun saya masuk, pergi ke proyek sama mereka. Kita ini masih paternalistik. Kalau kasih contoh, otomatis ngikut, nggak mungkin nyuruh lalu ongkang-ongkang kaki.
Pernah kebijakan Anda yang ditentang karyawan? Apa?
Karyawan yang nggak bisa mengikuti akan tertinggal. Saya mengangkat pejabat bukan melihat senioritas, tapi berdasarkan kemampuannya. Walaupun muda, tapi punya prestasi dan berani, saya angkat. Itu dilakukan, banyak GM yang muda-muda, 40-an tahun. Keputusan mendasar dan prinsip itu nggak langsung dilakukan, tapi melalui penjajakan. Kami punya namanya serikat pekerja, bicara dulu dengan pengurus. Apa alasan dan manfaatnya tapi umumnya selalu bisa kami yakinkan. Ada yang bertanya, kami juga nggak berkukuh. Akhirnya kebijakan itu belum kami keluarkan. Misalnya kami menyadari ada kebutuhan yang meningkat tetapi kemampuan dalam menyediakan orang yang mampu belum ada. Jadi saya berpikir untuk memperpanjang masa pengabdian dari tadinya 55 tahun-56 tahun menjadi 58 tahun. Tapi kebijakan ini tak bisa langsung, harus bicara dengan serikat pekerja. Mereka belum setuju, ya belum kami putuskan. Saya jelaskan kalau tidak setuju maka kita akan menghadapi kondisi kekurangan, kalau nggak nanti diangkat orang asal jadi dampaknya begini. Biasanya dengan penjelasan itu mereka bisa mengerti. Tadinya mereka takut, kapan mereka dapat bagian, nanti senior-senior yang terus berkuasa. Tapi saya beri contoh, itu nggak otomatis, ada kriteria secara transparan kami tunjukkan.
Selama Anda berkarier, keputusan apa yang paling dirasa fenomenal?
Keputusan mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan di Manyar itu bagi saya cukup berani karena hanya mengandalkan studi sebelumnya, tapi karena ada beberapa mitra yang sanggup bersama membangun akhirnya saya putuskan jalan.
Apakah anda pernah salah ambil keputusan?
Mengangkat orang ternyata tak sesuai harapan. Saya mencoba perbaiki tapi dia nggak bisa, saya ganti. Ada satu dua kali saya salah mengangkat orang. Umumnya karena masalah integritas. Berkemampuan itu gampang tetapi orang yang punya integritas itu tidak mudah. Jumlah karyawan kami ada sekitar 3.000-an.
Bagaimana Anda memandang karyawan?
Oh, saya betul-betul menyiapkan mereka, supaya saat saya pergi dari Pelindo III mereka sudah siap.
Bagaimana cara membuat siap? 
Ya, saya harus membentuk suatu grup yang militan di perusahaan. Susah langsung menyentuh 3.000-an orang karyawan. Jadi harus ada grup-grup khusus yang saya drill, makanya kalau ke kantor pusat itu terlihat masih ada karyawan pukul 7-8 malam itu hal biasa. Mereka termasuk orang-orang yang sudah kena drill. Di cabang-cabang, GM sudah saya pilih anak muda dengan kompetensi. Tahun ini saja kami kirim 30 orang sekolah ke luar negeri. Tahun depan 30 orang lagi, sehingga saat saya selesai Mei 2014, minimum 100 orang dididik di luar negeri ikut program S2. Mereka saya harapkan meneruskan militansi di Pelindo III. Pengiriman belajar ke luar negeri itu agar mereka belajar hidup. Kalau ilmu sama saja, bukunya yang kamu baca sama dengan  di sini. Saya minta mereka tahu orang di luar negeri itu berorientasi pada perencanaan. Saya mengalami waktu saya sekolah di sana.
Pola pembentukan SDM bisa dikatakan terobosan?
Nah, kami harus buat program yang afirmatif. Waktu saya di Pelindo IV, saya buat program Putra Harapan. Merekrut anak-anak Papua 30 orang satu angkatan, saya ambil dari enam cabang di Papua mulai dari Sorong, lalu Jayapura, misalnya 5 orang anak-anak SMA yang nilainya bagus dan dia belum punya rencana atau susah melanjutkan. Saya sekolahkan di Makassar di Balai Ilmu Pelayaran. Kuliah dengan silabus kami soal ilmu kepelabuhanan. Begitu tamat ditempatkan di pelabuhan cabang karena kami siapkan suatu saat dia kembali lagi ke Papua.
Mengapa ini Anda lakukan?
Suatu saat saya mau cari GM dari Papua, susahnya setengah mati. Ketemunya orang Jawa lagi, orang Jawa lagi. Jadi muncullah istilah, lepas dari penjajahan Belanda masuk penjajahan Jawa. Makanya saya buat program ini. Begitu saya masuk Pelindo III hal yang sama dihadapi. Kalau saudara kita di NTT, Kalteng dites bareng dari Jatim, Jateng, tak mengimbangi juga, kalah lagi. Nah, saya bikin program Putra Harapan lagi. Saya sengaja ambil dari Banjarmasin, Sampit, Bali, jadi 60 orang saya bawa ke Semarang di BPLP. Saya bikin program 1 tahun. Mereka diasramakan sehingga terbentuk kedisiplinan. Waktu di Makassar memang cukup 1 tahun, tapi di Surabaya saya masukan mereka ke STIAMAK (Sekolah Tinggi Ahli Manajemen Kepelabuhanan), ini dimiliki oleh yayasan di Pelindo III. Jadi 60 orang itu pagi hari mereka bekerja di Pelabuhan Tanjung Perak, sorenya kuliah. Ini guna meningkatkan SDM masing-masing daerah. Kalau tidak, pimpinan orang Jawa semua, tak adil lagi. Tahun ini kami buat lagi jadi jumlahnya 120 orang. Ini SDM baru yang disiapkan, ditambah program pengiriman karyawan S2 ke luar negeri target 100 orang. Jadi Pelindo III punya karyawan dengan paradigma baru itu kurang lebih 10%-15% dari total personil Pelindo III yang diharapkan jadi motor perubahan. Saat saya selesai, program ini saya serahkan ke direksi baru, kalau bagus teruskan kalau kurang bagus perbaiki.
Apakah anda masih punya obsesi?
Yang saya ingin itu mulai jalan. Ada yang belum jalan, keburu nggak ya? Itu Pelabuhan Benoa di Bali menjadi pelabuhan penghubungan Indonesia untuk turisme. Saya baru berhasil meyakinkan pemerintah dan lembaga terkait untuk membuat jalan tol walaupun sekarang yang dominan PT Jasa Marga.

Selasa, 24 Maret 2015

TEORI SISTEM DUNIA

animasi bergerak gifImage result for teori sistem dunia

Teori Sistem Dunia berpandangan bahwa prospek dan kondisi pembangunan suatu negara secara mendasar dibentuk oleh proses ekonomi dan pola hubungan antar negara dalam skala dunia. Teori ini menekankan bahwa merupakan hal yang sia-sia untuk menganalisis atau membentuk pembangunan dengan memusatkan pada tingkat negara-negara secara individual dimana tiap-tiap negara berakar dalam sebuah sistem dunia. Teori ini muncul saat Perang Dingin, akibat dari konflik Uni Soviet dengan Amerika Serikat yang memunculkan imajinasi geopolitik baru. Dan menurut para pakar bahwa teori sistem dunia mulai berkembang abad ke-14 ketika perdagangan internasional mulai berkembang dan ketika Eropa berkembang ke dalam jaman penemuan dan penjajahan. Teori ini didasari oleh pandangan Marxisme yang mana teori ini menekankan pada kelompok, negara,imperialisme dan kendali atas alat-alat produksi dan tenaga kerja.  Namun teori sistem dunia tidak sependapat terkait teori developmentalisme dalam Marxisme yang berisi gagasan bahwa masyarakat secara bertahap bergerak dari paham feodalisme, kapitalisme dan sosialisme kepada paham komunisme yang dapat dianalisis dan ditransformasi secara individual dan terpisah dari sistem dunia.

Sejarah
Teori sistem dunia adalah lanjutan dari teori perkembangan ketergantungan. Yang lahir pada pertengahan tahun 1970-an setelah perdebatan dua perspektif pembangunan (modernisasi dan dependensi) yang saling bertentangan sudah tidak bersifat emosional dan kurang berbau ideologis. Padahal sebelumnya yaitu pada tahun 1960-an muncul kritikan tajam dari buku teori dependensi yang lahir sebagai akibat kegagalan pelaksanaan program-program modernisasi di Amerika Serikat. Kubu teori dependensi mengatakan bahwa teori modernisasi sebagai rasionalisasi dari imprealisme. Sementara ajaran dependensi akhirnya berkembang pesat di amerika serikat dari amerika latin bertepatan dengan sentiment anti perang di kalangan mahasiswa dikampus-kampus.

Teori sistem dunia kemudia muncul sebagai ajaran baru kelompok pemikir pembangunan yang dipelopori oleh imanuel wallerstein. Wallerstein menujuk banyak peristiwa sejarah di dalam tata ekonomi kapitalis dunia (TEKD) yang tidak dapat dijelaskan oleh kedua perspektif sebelumnya, khususnya oleh teori depedensi baik yang klasik maupun yang kontemporer.

Teori sistem dunia merupakan reaksi terhadap teori depedensi yang dianggap tidak bisa menjelaskan gejala pembagunan di negara dunia ketiga. Yang bisa dijelaskan hanyalah gejala terjadinya keterbelakangan. Berikut akan kami uraikan beberapa analisis wallerstein  yang berkaitan dengan gejala pembangunan dan gejala terjadinya keterbelakangan yang mengacu pada beberapa negara yakni:
1.      Negara-negra asia timur (jepang, Taiwan, korea selatan, hongkong, singapore) dan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kenyataan ini menjadikan sulit untuk menggambarkan apakah kemajuan ekonomi tersebut sebagai hasil imprealisme, pembangunan yang bergantung atau ketergantungan dinamis, karena negara industry asia timur tersebut mulai memberikan tantangan nyata terhadap kekuatan ekonomi AS.
2.      Adanya krisis di negara sosialis. Perpecahan RRC dan uni soviet, kegagalan revolusi kebudayaan, stagnansi ekonomi di negra-negara sosialis, keterbukaan negara sosialis pada investasi asing (yang bersifat kapitalistik) menyebabkan ilmuan meragukan kebijakan pemutusan hubungan dan pengisolasian negara dunia ketiga dengan TEKD sebagai model pembangunan yang tepat. 
3.      Munculnya krisis di amerika serikat, perang Vietnam, embargo minyak tahun 1957, inflasi dan stagnansi ekonomi amerika serikat pada akhir tahun 1970-an, deficit anggaran belanja pemerintah, deficit neraca pembayaran yang makin melebar tahun 1980-an merupakan tanda robohnya hegemoni politik amerika serikat.

Warisan Pemikiran
Menurut Kaye, perspektif yang dirumuskan wallerstein ini lahir dengan cara menyerap dari dua tradisi pemikiran yang dahulu ada, yakni pola pikir pembangunan negara dunia ketiga  neo marxis (teori konflik) dan ajaran "annaless perancis". Wallerstein memulai karirnya sebagai ahli tentang afrika. Karya-karya awalnya mengkaji persoalan pembangunan negara-negara afrika setelah mereka memperoleh kemerdekaan. Oleh karena itu, tidak sulit untuk memahami, jika pada tahapan awal perumusan pemikiran teori sistem dunia, wallerstein banyak dipengaruhi oleh tradisi kajian pembangunan neo-marxis.  Sebagai contoh dalam perumusan pemikiran teorinya Wallerstein mengambil berbagai konsep yang dimiliki oleh teori depedensi, seperti konsep ketimpangan nilai tukar, eksploitasi negara pinggiran oleh negara senter, dan konsep pasar dunia Wallerstein juga mengambil beberapa prinsip dan pendirian pokok teori depedensi yang terlihat misalnya pada pembahasanya tentang bentuk "feodal" metode produksi dalam sejarah amerika. Metode produksi ini bukan merupakan kenyataann yang dari dulu ada dan tanpa kejelasan kapan mulai ada, tetapii merupakan produk dari keterkaitan kesejarahan amerika latin dengan neggara senter. Lebih dari itu, Wallerstein telah menggunakan konsep-konsep dari Frank, Dos Santos, Amin sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem dunianya, atas dasar bahwa perspektif ini memang memiliki berbagai kritik  yang serupa terhadap teori modernisasi maupun perspektif mengembangkan neo-marxis.
Namun demikian pada tahapan berikkutnya, ketika Wallerstein telah mengembangkan perspektifnya sejarah lebih komprehensif, sepertinya terlihat bahwa penjelasan-penjelasannnya bergerak dan berbeda jauh dengan apa yang terjadi dibidang garapan dan keprihatinan teori depedensi maupun neo-marxis. Perubahan orientasi ini dapat dijelaskan dengan mengingat adanya pengaruh yang kuat ddari fernad braudel dan ajaran annals perancis dalam konsep-konsep yang dirumuskan oleh Wallerstein.

 Teori Sistem Dunia Menurut Para Ahli
Ada beberapa pandangan menurut beberapa ahli dalam merumuskan atau mendefiniskan teori sistem dunia, untuk lebih jelasnya mengenai beberapa pandangan tersebut akan  kami uraikan sebagaimana berikut:
1.      Immanuel Wallerstein 
Dia beranggapan bahwa dulu dunia dikusai oleh sistem-sistem kecil atau sistem mini dalam bentuk kerajaan atau bentuuk pemerintahan lainnya. Pada waktu itu belum ada siatem dunia. Masing-masing sistem mini tidak saling berhubungan. Dunia terdiri dari banyak sistem mini yang terpisah. Kemudian terjadi penggabungan-penggabungan, baik melalui penaklukan secara militer maupun secara sukarela. 

Wallerstein kemudian membagi tiga kelompok negara menjadi tiga bagian yakni: pusat, pinggiran, semi pinggiran. Konsep ini jelas diambil dari teori depedensi perbedaan inti  kelompok. Jelas, yang paling kuat adalah negara-negara pusat karena kelompok ini bisa memanipulasi sistem dunia sampai batas-batas tertentu. Selanjutnya negara semi pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang dieksploitir. Negara semi pinggiran berada pada posisi di tengah-tengah antar negara pusat dan pinggiran (baik dalam pengertian barang yang dihasilkan, upah buruh maupun keuntungan yang diharapkan bila terjadi pertukaran perdagangan).
Selanjutnya menurut Wallerstein negara-negara bisa "naik atau turun kelas" misalnya dari negara pusat menjadi semi pinggiran  dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turunnya kelas negara ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pada sebelum perang dunia kedua, negara-negara eropa (inggris, belanda, perancis) merupakan negara pusat yang dominan dalam sistem dunia. Kemudian setelah perang dunia kedua muncul amerika amerika serikat sebagai negara terkuat setelah negara-negara eropa hancur dalam perang dunia kedua. Tetapi pada saat ini muncul jepang sebagai kekuatan yang menentang kelompok hegemonik amerika serikat. Jatuh dan bangunnya kekuatan negara-negara tersebut oleh Wallerstein dijelaskan melalui sebuah analisis sejarah dari dinamika sistem dunia
Selain itu, Wallerstein juga menjelaskan strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, baik proses kenaikan kelas dari pniggiran ke semi pinggiran, dan proses kenaikan kelas dari semi pinggiran ke pusat. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersbut akan kami uraikan sebagaimana  berikut:
a.      Proses kenaikan kelas dari pniggiran ke semi pinggiran
Menurut Wallerstein melalui kenaikan kelas dari pinggiran ke semi pinggiran dengan menggunakan tiga strategi. Yakni:
1)      Dengan merebut kesempatan yang datang
2)      Melalui undangan
3)      Melalui kebijakan untuk memandirikan negaranya
b.    Proses kenaikan kelas dari semi ke semi pusat
Kunci utama terletak pada kemampuan negara semi pinggiran untuk menciptakan dan menyediakan luas pasar yang dipandang cukup besar (memperlusa pangsa pasar) untuk melegitimasi secara rasional penggunaan teknologi maju. Cara antara lain memperluas pasar domestik dengan jalan memperluas batas wilayah politik, missal mencaplok sebagian atau seluruh wilayah negara tetanganya juga dengan menaikkan harga impor, menurunkan biaya produksi barang dalam negeri, dengan cara mensubsidi atau menurunkan upah tenaga kerja, menaikkan daya beli riil masyarakat dan lain-lain.
2.      James Petras
James Petras menyebutkan bahwa globalisasi adalah sebuah wacana yang dijadikan oleh aktor-aktor kapital global sebagai alat untuk memberikan payung bagi pergerakan dan penyebaran ideologi kapitlisme keseluruh penjuru dunia. Malui wacana globalisasi, ditumbuhkan mitos-mitos pembangunan, modernisasi dan industrialisasi. Disebarkan keyakinan bahwa globalisasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari karena timbul dari proses-proses alamiah.Menurut Petras, cikal bakal rancangan global berpangkal pada sistem Bretton woods yang diberlakukan mulai tahun 1944, yang bertujuan untuk menciptakan tatanan dunia baru. Bank dunia, dan lembaga-lembaga keuangan internasional tidak hanya menjadi penyangga tatanan imperial global, melainkan sebagai "jaringan keuangan global".Wacana globalisasi membangun mitos bahwa kapitalisme global akan mendorong tumbuhnya sistem politik yang demokratis, dimana sebuah negara yang menerapkan kapitalisme global akan melahirkan kelompok atau kelas menengah yang mampu secara ekonomi-politik menjembatani korespodensi antara penguasa dan rakyatnya. Selain itu, teori sistem dunia menurut Petras masih bertolak dari teori depedensi, namun unit analisisnya dirubah dari negara-bangsa kepada sistem dunia, sejarah kapitalisme dunia. Serta spesifikasi sejarah lokal. Menurut teori sistem dunia, dunia ini cukup dipandang hanya sebagai satu sistem ekonomi saja, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Teori ini  berkeyakinan bahwa tidak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein memandang kapitalisme sebagai suatu sistem dunia yang mempunyai pembagian kerja yang komplek secara geografis. Pandangan teori sistem dunia yang menganggap dunia sebagai sebuah kesatuan sistem ekonomi kapitalis mengaharuskan negara pinggiran menjadi tergantung pada negara pusat. Transfer surplus dari negara pinggiran menuju negara pusat melalui pandangan dan ekspansi modal. Secara tidak langsung teori sistem dunia telah mendukung pernyataan Smith yang memusatkan perhatiannya pada tatanan kelas. Kenyataan yang terjadi dalam proses kapitalisme telah menimbulkan dampak berupa pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena arus pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja. Kerangka pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja terwujud dalam bentuk peningkatan produktivitas yang lebih dikenal dengan konsep maksimal keuntungan dan kompetisi pasar.
Karakteristik Teori Sistem Dunia
1.      Teori sistem dunia berasumsi bahwa kesenjangan antara negara maju dan negara terbelakang tidak berkurang. Kesenjangan telah meluas sejak awal kapitalisme dan akan meluas dimasa mendatang.
2.      Wallerstein tokoh utama teori sistem dunia mengajukan pendapat yang dikenal dengan tesis immiserasi mutlak, yaitu bahwa kesenjangan yang meluas ini bersifat mutlak dari pada reatif. dengan kata lain negara-negara terbelakang mengalami kemandekan atau hanya maju sedikit saja dan akan cenderung akan merosot.
3.      Teori sistem dunia lebih condong ke teori ketergantugan, negara-negara terbelakang sekarang adalah akibat dari dominasi kelompok kapitalis pusat yang berabad-abad. Hampir semua negara ini selalu kalah jauh dari pusat, tidak hanya relatif tetapi mutlak. Namun demikian ada sedikit negara yang bisa memperbaiki posisi mereka dalam ekonomi dunia dengan memanfaatkan kesempatan yang tepat pada saat terjadi perluasan perkembangan kapitalis.
4.      Perspektif sistem dunia memandang dalam dunia terdapat suatu sistem antae negara dari negara-negara dan bangsa yang bersaing dan bertentangan yang terjalin dengan sangat dalam dengan ekonomi dunia kapitalis.

Perpektif Depedensi dan Sistem Dunia
Pada awal perumusannya, perspektif sistem dunia banyak mengambil dan menggunkan konsep dan kategori teoritis yang dikembangkan oleh teori depedensi, dan oleh karena itu tidak jarang ilmuan sosial memberlakukan kedua perspektif tersebut secara tidak berbeda. Namun demikian,  ketika telah terjadi  perkembangan lebih jauh dari perspektif sistem dunia, mulai tampak perbedaan yang ada di antara kedua perspektif pembangunan tersebut.
Pertama Unit analisa yang digunakan dalam perspektif sistem dunia ialah sistem dunia itu sendiri. Tidak seperti teori depedensi yang memfokuskan analisanya pada tingkat nasional. Perspektif sistem dunia menganjurkan dengan tegas, bahwa dunia ini haruslah dijadikan unit analisa dalam ilmu sosial. Wallerstein berpendapat, bahwa setiap penjelasan sejarah harus beranjak dari sudut padang sistem dunia, dan oleh karena itu setiap peristiwa sejarah hendaknya dijelaskan dengan menganalisa akibat-akibatnya bagi sistem dunia secara total dan juga bagian-bagiannya. Dengan kata lain, dianjurkan untuk melakukan analisa sejarah sosial secara holistik dengan mencakup periode waktu yang panjang dari wilayah geografis yang luas.
Jadi demikian halnya, perspektif sistem dunia telah membantu untuk membukakan pintu-pintu untuk memasuki arena persoalan baru, atau paling tidak menyediakan jendela untuk meneropong dengan kaca baru untuk menguji persoalan lama yang selama ini telah dikenali. Dalam hal ini, bahwa "ketika kita menganggap dan menggunakan unit analisa sistem dunia dan bukan negara, atau bangsa, atau masyarakat, maka akan  terjadi perbedaan yang signifikan dari setiap hasil analisa yang kita lakukan. Secara khusus, kita akan memindahkan perhatian dari persoalan pencirian karakteristik hubungan rasional antara negara. Kita tidak lagi melihat kelas dan status sebagai bentuk pengelompokan dalam satu negara, tetapi memandangnya sebagai bentuk pelapisan dalam sistem ekonomi dunia"
kedua Dengan dipengaruhi oleh metode pengkajian sejarah dari perancis, wallerstein selalu berusaha melihat, bahwa kenyataan sosial selalu berada terus-menerus dalam proses perubahan. Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa "kita berusaha untuk memahami realitas yang selalu berubah dengan istilah dan rumusan kita. Oleh karena itu, ada kecendrungan untuk lupa, bahwa ketika kita mampu menangkapnya, realitas tersebut telah berubah".  Untuk mengatasi persoalan ini, Wallersteins menyarankan agar kajian ilmu-ilmu sosial dilakukan berdasarkan atas "analisa jangka panjang dan dalam ruang yang luas, yang di dalamnya konsep yang dirumuskan akan memiliki makna. Rentang ruang dan waktu yang demikian diharapkan dapat memberikan klaim intergritas dan otonomi relative atas ruang dan waktu"
Tidak seperti teori depedensi yang memfokuskan pada masa jaya dan bangkrutnya suatu negara, perspektif sistem dunia mempelajari dinamika sejarah sistem ekonomi dunia. Untuk hal ini, Wallerstein  berpenndapat bahwa sistem ekonomi kapitalis dunia ini berkembang melalui kecenderungan sekulernya yang meliputi proses pencaplokan, komersialisasi agrarian, industrialisasi, dan proletarialisasi. Bersama dengan ini sistem dunia juga memiliki apa yang disebut dengan irama perputaran, yakni irama ekspansi dan stagnasi yang terjadi akibat ketidak seimbangan permintaan dan penawaran barang dunia.
Ketiga Berbeda dengan apa yang dimilki oleh teori depedensi, perspektif sistem ekonomi dunia memiliki satu struktur teori yang unik. Perspektif ini tidak menggambarkan dunia secara teramat sederhana dengan model dwikutub, meinkan menjelaskannya dengan model tri-kutub, yakni sentral, semi pinggiran, dan pinggiran.
Perumusan konsep semi semi-pinggiran ini merupakan satu penemuan  teoritis yang radikal, karena akan membantu dalam memahami dan menguji kompleksitas dunia. Model tiga pelapisan ini memberikan kesempatan kepada Wallerstein dan juga peneliti lain yang mengikutinya untuk menjelaskan secara lebih sistematik kemungkinan terjadinya perubahan posisi menaik (mobilitas menuju semi pinggiran atau sentral) dan sekaligus perubahan posisi menurun  (dari sentral ke semi-pinggiran atau dari semi-pinggiran ke pinggiran). Dengan adanya lapisan menengah ini menjadikan perspektif sistem dunia mampu mengamati dan mempelajari perubahan posisi yang terus menerus dari setiap negara dalam kaitannya dengan kontradiksi dan krisis yang selalu terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis dunia.
Keempat Dalam hal arah dan masa depan pembangunan, model tiga lapisa Wallerstein ini secara sadar menjadikan perspektifnya selamat dari tuduhan model deterministic dan kaku. Seperti yang pernah dialami oleh teori depedensi, yang mengatakan, bahwa negara pinggiran akan selalu berada dalam posisi terbelakang atau paling tinggi berada pada situasi pembangunan yang bergantung. Dengan konsep negara semi pinggiran, perspektif sistem dunia tidak lagi membutuhkan satu penjelasan yang rumit dan berbelit, atau meninggalkan tanpa penjelasan apa yang disebut dengan pembangunan yang independen dan otonom dari negara pinggiran. Bahkan perspektif ini menjadikan peneliti untuk tidak akan lupa menanyakan persoalan-persoalan tersebut, seperti misalnya mengapa negara-negara di Asia Timur mampu meninggalkan status pinggirannya di akhir abad ke-20 ini.
Terakhir Tidak seperti teori depensi yang sepenuhya memfokuskan kajiannya pada negara pinggiran, perspektif sistem dunia memiliki arena kajian yang lebih luas. Perspektif ini tidak hanya mempelajari negara-negara terbelakang, tetapi juga negara maju, negara sosialis, dan juga memberikan perhatian pada perkembangan lebih jauh (kecendrungan sekuler dan irama perputaran) serta kemungkinan disintegrasi dan kehancuran sistem ekonomi kapitalis dunia ini.  Untuk lebih jelasnya perbandingan antara kedua kedua perspektif pembangunan ini dapat kita lihat pada table berikut:

PERBANDINGAN ANTARA TEORI DEPEDENSI DAN PERSPEKTIF SISTEM DUNIA
Elemen Perbandingan
Teori Depedensi
Perspektif Sistem Dunia
Unit analisa
Negara-negara
Sistem dunia
Metode kajian
Historis-struktural Masa jaya dan surut Negara-bangsa
Dinamika sejarah sisten dunia: kecendrungan sekuler dan irama perpustakaan (siklus)
Struktur teori
Dwi-kutub: sentral dan pinggiran
Tri-kutub: sentaral, semi pinggiran dan pinggiran
Arah pembangunan
Deterministik ketergantungan selalu merugikan
Kemungkinan mobilitas naik dan turun
Arena kajian
Negara pinggiran
Negara pinggiran, semi pinggiran, sentral, dan sistem dunia
Sumber: Dr. Murodi, Wati Nilamsari,M.Si.  Buku Ajar Sosiologi Pembangunan. Ciputat, 2007, hal_91

Tipe-Tipe Sistem Dunia
Ada dua tipe sistem dunia yang kami kutip dari "sosiologi; the key concepts " yakni: otoritas dunia (World Empiris) dan ekonomi dunia (World Economic) yang akan kami uraikan sebagaimana berikut:
1.      Otoritas Dunia (World Empiris)
peradaban cina, mesir, dan romawi kuno, merupakan otoritas dunia. Jenis sistem dunia ini diselenggarakan bersamaan dengan satu  pusat kekuasaan yang mengontrol distribusi sumber-sumber dunia. Jenis sistem dunia ini diselenggarakan bersamaan dengan satu  pusat kekuasaan yang mengontrol distribusi sumber-sumber dunia.  
2.      Ekonomi Dunia (World Economic)
ekonomi dunia,  sebaliknya, memiliki pusat kekuasaan yang beragam dan terintegrasi secara ekonomis oleh hubungan pasar. Ekonomi dunia muncul bersamaan dengan berkembangnya kapitalisme di eropa abad ke-16. Semenjak kemunduran romawi, tidak ada lagi otoritas dunia yang muncul di eropa, yang kala itu telah terpisah-pisah oleh negara-negara bangsa yang saling berkompetisi.Memasuki abad ke-16. Semenjak kemunduran romawi, tidak ada lagi otoritas dunia yang muncul di eropa, yang kala itu telah terpisah-pisah oleh negara-negara bangsa yang saling berkompetisi. Memasuki abad ke-16, para pedagang kapitalis dari barat laut eropa menciptakan jaringan hubungan yang menyebar antar negara-negara tersebut dan kemudian menyebar hampir keseluruh dunia. Tepat pada saat itulah untuk  pertama kalinya otoritas antar benua dari eropa ini berkembang. Namun menurut terminologi wallerstein, itu bukanlah otoritas dunia karena bukan unit yang mampu mencukupi diri sendiri.

Metodelogi
Bagi Wallerstain, perspektif system dunia bukan merupakan teori, tetapi sebuah proses melawan kecendrungan terbentuknya struktur pemahaman dan pengkajian ilmu sosial sejak dari lahirnya pada pertengahan abad ke 19.
1.       Pembagian Disiplin dalam Ilmu Sosial.
Pembagian disiplin ini meliputi Antropologi, ilmu politik, sosiologi, ekonomi, geografi, psikologi, dan sejarah.
2.       Sejarah dan Ilmu Sosial
Menurut pemahaman tradisional sejarah diartikan sebagai ilmu untuk menjelaskan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dimasa lampau.
3.       Masyarakat Atau Sistem Sejarah
Kajian ilmu sosial tradisional menganggap bahwa manusia akan selalu terorganisir dalam suatu kesatuan yang disebut masyarakat yang didalamnya terdiri dariberbagai kerangka kerja yang di dalamnya manusia hidup dalam kehidupannya.
4.       Batasan Kapitalisme.
Ilmu sosial memberikan batasan tentang kapitalisme sebagai system yang mendasarkan diri pada persaingan bebas, persaingan antara produsen bebas, untuk menggunakan tenaga kerja dan juga tidak terikat untuk menghasilkan produk yang dikehendaki. Bebas dengan kata lain mengandung pengertian ada dan tersedianya penjualan dan pembelian di pasar.
5.       Tentang Gerak Maju
Ilmu sosial tradisional memperlakukan sejarah manusia sebagai suatu gerakan maju dan sebagai suatu perubahan yang tidakmungkin dihindari. Namun demikian Warllerstein berkeinginan untuk menghilangkan anggapan bahwa gerak maju sebagai lintasan yang pasti dilalui dan dicapai, dan memperlakukan sejarah sejarah manusia memiliki baerbagai kemungkinan.
 
  
DAFTAR PUSTAKA
-        Budiman Arif, Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta, Gramedia, 2000.
-        Nilamsari Wati, Murodi,  Buku Ajar Sosiologi Pembangunan. Ciputat, 2007.
-        Scott John, Sosiologi; The Key Concepts. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2011.
-        Y.SO Alvin, Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta, LP3ES, 2013.