Jumat, 20 Maret 2015

TEORI PERSUASI KOMUNIKASI



Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu (we can not not communication).
Karena kekompleksan komunikasi, maka Little John mengatakan, komunikasi adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. 
Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”.  Kelima elemen dasar tersebut adalah Who(sumber atau komunikator), Says What (pesan), in Which Channel (Saluran), to Whom (Penerima), with What Effect (Efek atau dampak). Lima elemen dasar dari komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di atas akan bisa membantu para komunikator dalam menjalankan tugas mulianya. 
Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari kelima elemen dasar tersebut. Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah sikap dan perilaku komunikan. 
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi     yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai  dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson, komunikasi persuasi didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.
Karena proses komunikasi berlangsung dalam spektrum sosial, maka beberapa teori komunikasi yang menjadi rujukan dan dianjurkan untie perubahan diri, kelompok, dan sosial-masyarakat berkaitan dengan pembangunan, yakni:

a. Teori komunikasi antarpribadi


Definisi komunikasi antarpribadi menurut Joseph A. Devito dalam bukunya, The Interpersonal Communication. 
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik" (Devito, 1989).
Dalam situasi antarpribadi, proses komunikasi dapat berlangsung secara dialogis yang memungkinkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat (partisipan) melakukan dua peran sekaligus, sebagai pembicara dan sebagai penerima, secara bergantian melalui tatap muka. Proses komunikasi ini dianggap beberapa pakar komunikasi sebagai bentuk komunikasi yang paling tua dalam ranah teori komunikasi, dan cara efektif, dan paling ampuh dalam berbagai bentuk kegiatan persuasi untuk mengubah sikap, kepercayaan, dan opini bagi sebuah perubahan. Aplikasi teori dapat diterapkan pada tingkat praktis, yakni membantu mempermudah proses perubahan individu dan masyarakat secara umum.
Teori komunikasi antarpribadi terdiri dari beberapa teori yaitu:
-   Teori pertukaran sosial: Thibault dan Kellay menyimpulkan bahwa teori pertukaran sosial adalah "Setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan jika ditinjau dari segi ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan".
Ada 4 konsep pokok dari teori pertukaran sosial, yaitu : 
1. Pengorbanan  adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang
2. Penghargaan adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif

3.    Nilai akhir adalah suatu penilaian apache seseorang akan meneruskan hubungannya atau mengakhirinya

4. Tingkat perbandingan yang menunjukkan ukuran baku yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

Contoh, bila seorang janda pernah berhubungan dengan mantan suaminya sebelum perceraian dalam hubungan yang bahagia, janda tersebut pasti akan mengukur ganjaran hubungan antarpribadi dengan mantan suaminya itu berdasarkan pengalaman dengan suaminya itu. Makin bahagia janda tersebut pada hubungan antarpribadi sebelumnya, berarti semakin sukar pula janda tersebut memperoleh hubungan antarpribadi yang memuaskannya.

Teori disonansi kognitif: Menurut Wibowo (dalam Sarwono, S.W., 2009) beliau mendefinisikan teori disonansi kognitif sebagai keadaan tidak nyaman akibat adanya ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. 
Festinger (1957), berpendapat bahwa disonansi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak belakang, yang diakibatkan oleh penyangkalan dari satu elemen kognitif terhadap elemen lain, antara elemen-elemen kognitif dalam diri individu. Hubungan yang bertolak belakang tersebut, terjadi bila ada penyangkalan antara elemen kognitif yang satu dengan yang lain.
Mahaffy (1996), berpendapat bahwa disonansi kognitif tidak hanya bisa timbul dari diri seseorang saja, tetapi juga dapat timbul akibat pengaruh faktor eksternal di luar dirinya. Seorang lesbian yang sudah merasa keluar dari masa denial dan bisa menerima orientasi seksualnya, misalnya, masih dapat mengalami disonansi kognitif akibat sikap atau perkataan orang lain.
Contoh, seorang lesbian, misalnya, dapat mengalami disonansi ketika menyadari orientasi seksualnya karena dia tahu agama dan norma sosial menganggap orientasinya sebagai penyimpangan. Akibatnya, lesbian tersebut berusaha menyangkal orientasinya untuk tetap berpegang pada norma agama dan norma sosial, atau justru menyangkal norma tersebut untuk dan berusaha merasa nyaman dengan orientasi seksualnya.

b. Teori komunikasi kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang berinteraksi yang mempunyai tujuan bersama. Pengertian kelompok ditinjau dari pendekatan komunikasi dapat dilihat dari definisi Robert. A. Bales dalam bukunya, Interaction Process Analysis, yakni:
"Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam satu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face) dimana setiap anggota mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup ketara sehingga baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya, dia dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan" (Effendy, 2003).
Sejumlah teori tentang tingkah laku kelompok kecil telah dikembangkan, dan banyak diantaranya menunjang usaha-usaha memahami gejala kelompok kecil. Berikut ini akan disajikan sejumlah teori yang mempunyai relevansi bagi perkembangan komunikasi kelompok:
- Teori keseimbangan: Teori Heider ini merupakan penjelasan tentang gejala-gejala kelompok. Teori tersebut juga menyediakan beberapa cara yang bermanfaat untuk melihat kelompok yang mempunyai hubungan dengan kejadian intrapribadi yang berkaitan dengan dimensi struktural dan perasaan suka. Teori ini mungkin juga bermanfaat untuk menerangkan beberapa kejadian komunikasi terbuka didalam kelompok, walaupun tidak secara langsung berhubungan dengan tingkah laku pesan.
Contoh, A dan B menjalin hubungan pertemanan dengan baik dan cukup dekat. Menurut A, B adalah orang yang sangat baik dan memiliki solidaritas yang tinggi dalam berteman. Sedangkan menurut B, A adalah orang yang sangat egois dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.
- Teori A-B-X: Teori ini berasal dari Newcomb. Pendekatan Newcomb terhadap komunikasi bersifat psikologis, berkaitan dengan interaksi manusia yang cenderung kepada terbentuknya jaringan kelompok. Model dari Newcomb dapat membantu ahli komunikasi kelompok dalam menjalankan dan memperkirakan tingkah laku kelompok yang beranggotakan 2 orang. Teori ini memusatkan perhatian pada pola hubungan yang ada diantara 2 individu dalam berinteraksi dan pada objek yang mempengaruhi interaksi diantara mereka. Sistem A-B-X dari Newcomb memperluas teori hubungan intrapribadi dari Heider sampai kepada interaksi yang terjadi diantara anggota dari kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang. Model dari Newcomb melibatkan tiga unsur, yaitu: A dan B, yang mewakili 2 orang individu yang berinteraksi; dan X sebagai objek pembicaraan.
Contoh, A dan B sedang membicarakan tentang kegunaan Blackberry serta kekurangan dan kelebihannya. B berpersepsi bahwa Blackberry adalah smartphone terbaik di dunia dan B pun sudah menggunakan gadget tersebut selama 1 tahun lebih. Kemudian A mencari informasi tentang Blackberry dan A menyampaikan pada B bahwa Blackberry bukannya smartphone terbaik di dunia, kebanyakan pengguna Blackberry hanya memanfaatkan applikasi Blackberry Messenger nya saja dan menurut A smartphone terbaik adalah iPhone. Lalu B mengatakan tidak hanya aplikasi tersebut yang di gunakan, ada pun aplikasi untuk mengirim Email dengan cepat. Sehingga A dan B saling mempengaruhi tentang persepsi mereka tentang Blackberry dan mereka saling meningkatkan keadaan simetris mereka.

DAFTAR PUSTAKA
http://erpandsima.blogspot.com/2014/05/teori-dalam-komunikasi-persuasif.html
http://www.psychologymania.com/2011/09/teori-disonansi-kognitif-cognitive.html
http://irkifofficial.blogspot.com/2012/03/teori-keseimbangan-dan-teori-b-x.html
Komunikasi Pembangunan, Dilla Sumadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar